Kota Makassar menyuguhkan aneka pilihan destinasi wisata lengkap. Mulai dari wisata edukasi, alam, sejarah, hingga wisata religi yang akan kami bahas sebentar lagi. Kali ini kami akan bahas seputar Gereja Katedral Makassar.
Bagi masyarakat Kota Makassar, bangunan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan keagamaan bagi umat Nasrani saja. Tempat ini juga menjadi sebuah situs yang mengandung nilai sejarah.
Nilai sejarah yang masih cukup kental inilah yang membuat banyak wisatawan tertarik berkunjung. Baik dari luar maupun dalam bangunan, Anda bisa melihat dan takjub dengan kemegahannya.
Sekilas Tentang Gereja Katedral Makassar
Gereja ini adalah gereja tertua di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Dibangun dengan gaya arsitektur Eropa Gothic, bangunannya terlihat begitu unik dan khas.
Jika melihat dari gaya arsitekturnya, gereja ini memiliki kesamaan dengan Gereja Katedral Jakarta yang memiliki gaya arsitektur Neo Gothic.
Lalu dari sisi sejarah pembangunannya, ada banyak sekali hal menarik yang bisa Anda dapatkan.
Sejarah Singkat
Usulan pembangunan gereja yang nantinya menjadi cikal bakal Gereja Katedral ini bermula dari masuknya agama Katolik di Makassar (tahun 1525).
Melansir dari laman resmi Kemendikbud, ada tiga orang misionaris dan pastor dari Portugal datang ke Malaka. Ketiganya aktif memperkenalkan agama Katolik ke masyarakat lokal.
Lalu, sekitar tahun 1633, Sultan Alaudin yang saat itu sedang menjabat sebagai Raja Gowa memberi kebebasan kepada pemeluk Katolik untuk mendirikan sebuah rumah ibadah.
Di saat bersamaan, ketiga misionaris dari Portugal ini disingkirkan oleh VOC karena ada gejolak politik antara VOC dan Portugal. Lalu, tahun 1660, VOC menguasai Malaka.
Akibat ditandatanganinya Perjanjian Batavia, Sultan Hasanudin terpaksa harus mengusir orang-orang portugis dari negerinya. Akibatnya, hampir sekitar 225 tahun lamanya, Makassar tidak memiliki pastor atau rohaniawan Katolik.
Sepeninggalan para misionaris dari Portugal, para penganut Katolik di Makassar mendapatkan pelayanan dari pastor yang didatangkan dari Larantuka dan Surabaya.
Dari sini, Pastor Asselbergs, SJ, seorang pastor senior dari Larantuka, memutuskan untuk menjadi Pastor Stasi di Makassar.
Beliau tinggal di suatu daerah di Makassar yang sekarang berada di sekitar Jalan Hasanudin. Baru sekitar tahun 1895, gereja yang memiliki nama alias Gereja Hati Kudus Yang Mahakudus ini mulai dibangun.
Struktur Gereja
Bangunan gereja terdiri dari dua bagian, yaitu bangunan utama yang merupakan tempat ibadah dan bangunan menara. Di bagian ruang ibadah, terdapat altar dengan tinggi 50 CM.
Bentuk altar ini cukup unik dan berbeda dengan gereja pada umumnya, yaitu setengah segi delapan. Artinya ada 3 sisi yang masing-masing terhubung dengan ruang belakang yang tak lain adalah ruang untuk ibadah harian.
Secara keseluruhan, area bangunan ini memiliki luas 8.006 meter persegi. Taman dan pepohonan yang tumbuh subur terlihat mengelilingi bangunan gereja. Pemandangan ini tentu membuat suasana sekitarnya menjadi sejuk.
Nilai sejarah bangunan ini semakin lengkap dengan kehadiran tiga lonceng antik. Ketiga lonceng tersebut merupakan hadiah pemberian Mr. Scharpf sekitar tahun 1923.
Kini lonceng-lonceng tersebut menjadi lonceng utama di menara gereja dan jadi salah satu daya tarik dari tempat wisata ini.
Harga Tiket Masuk Gereja Katedral Makassar
Meski kini menjadi tempat wisata religi, wisatawan yang ingin melakukan kegiatan tour di sini tidak perlu membeli tiket. Pihak pengelola sendiri tidak memberlakukan tiket wisata. Jadi, 100% gratis.
Demikian juga dengan biaya parkir. Baik wisatawan maupun jemaat gereja tidak perlu menyiapkan uang kecil untuk membayar biaya parkir.
Retribusi | Tarif |
---|---|
Tiket Masuk | Gratis |
Parkir Motor | Gratis |
Parkir Mobil | Gratis |
Daya Tarik Gereja Katedral Makassar
Daya tarik utama dari tempat ini adalah gaya arsitekturnya yang terinspirasi dari gaya arsitektur Eropa Gothic. Sejak pertama kali dibangun di tahun 1898, bangunannya masih mempertahankan bentuk asli.
Wajar rasanya jika tempat ibadah ini menjadi salah satu cagar budaya di Makassar yang patut dilestarikan. Seperti halnya Candi Abang dan candi-candi lainnya yang juga termasuk dalam kawasan cagar budaya.
Hadirnya tiga buah lonceng antik peninggalan dari salah satu rohaniawan senior menjadi daya tarik selanjutnya. Anda dan wisatawan lainnya dapat melihatnya terpasang di dalam bangunan menara.
Lonceng-lonceng ini hingga saat ini masih aktif digunakan untuk kegiatan ibadah rutin dan juga rangkaian ibadah menjelang Natal dan Paskah.
Lokasi gereja yang dekat dengan Lapangan Karebosi juga menjadi daya tarik tersendiri. Lapangan Karebosi adalah titik Nol KM Makassar yang kini sedang hits karena ada banyak atraksi wisata kekinian.
Lokasi ini juga menjadi salah satu pusat oleh-oleh khas Makassar yang ramai diserbu oleh wisatawan luar daerah.
Fasilitas di Gereja Katedral Makassar
Kegiatan wisata religi akan semakin nyaman dengan adanya berbagai fasilitas yang tersedia dengan baik, lengkap, dan memadai.
Adapun beberapa fasilitas yang bisa dengan bebas Anda gunakan antara lain area parkir, kamar mandi & toilet, dan tempat istirahat.
Tidak seperti kawasan wisata religi Masjid Istiqlal Jakarta, di dalam kompleks gereja Anda tidak akan menjumpai foodcourt. Anda harus keluar kompleks apabila Anda ingin mengisi perut Anda.
Anda hanya perlu jalan sebentar menuju Lapangan Karebosi alias Titik Nol KM Makassar; di sini Anda akan menemukan aneka jenis kuliner, jajanan, dan minuman yang dijamin akan membuat lidah Anda puas.
Jika Anda ingin wisata kuliner khas Makassar, tempat ini adalah salah satu rekomendasinya.
Lokasi & Rute Menuju Gereja Katedral Makassar
Gereja Katedral ini terletak di alamat Jalan Kajaolalido No.14, RW 03, Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Lokasi ini sangat strategis karena terletak di salah satu sudut pusat Kota Makassar. Anda dapat mengakses tempat wisata Makassar ini dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum.
Ada 3 pilihan rute menuju lokasi ini, yaitu via Jalan Veteran, Jalan Gunung Latimojong, dan Jalan Sungai Saddang Lama. Ketiga rute ini dapat Anda tempuh sekitar 12 menit saja.
Untuk wisatawan luar kota, akan terasa lebih praktis dan efektif bila menggunakan jasa dari tempat rental Hiace Makassar seperti Salsa Wisata.
Selain praktis dan efektif, wisatawan dapat berhemat meski melakukan lebih dari satu tujuan perjalanan.
Jam Operasional Gereja Katedral Makassar
Gereja agung di Makassar ini terbuka untuk para wisatawan dari hari Senin hingga Kamis dari jam 06.00 hingga jam 12.00 WIB. Buka kembali dari jam 15.00-21.00.
Khusus untuk hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, tempat ini hanya dibuka untuk kegiatan ibadah. Demikian juga saat menjelang hari-hari besar seperti Natal dan Paskah, gereja tidak melayani kunjungan wisata.
Gereja Katedral Makassar memang menyuguhkan atraksi wisata yang lain daripada yang lain. Di sini, Anda bisa belajar banyak tentang sejarah dan latar belakang pembangunan gereja.
Dari nilai sejarah yang ada, Anda dapat menyimpulkan bahwa gereja ini termasuk simbol toleransi. Sikap toleransi tersebut rupanya sudah ada sejak era pemerintahan Sultan Alaudin.
Jika Anda tertarik untuk tour mengunjungi gereja ini secara langsung, pastikan Anda memilih paket tour terbaik dari Salsa Wisata.
Pengalaman tour yang jauh lebih menyenangkan karena mudah, efektif, dan hemat budget bisa langsung Anda dapatka.