Siapa yang tak kenal dengan Jam Gadang Bukittinggi. Situs ini merupakan ikon utama Kota Bukittinggi dan Sumatera Barat. Selain bentuk bangunannya yang unik dan fenomenal, area sekitarnya pun tidak kalah menarik. Terdapat taman indah yang mengelilingi area sekitar bangunan.

Taman tersebut berfungsi sebagai ruang hijau tengah kota sekaligus ruang interaksi dan rekreasi. Tiap akhir pekan dan tiap malam, tempat ini selalu ramai oleh masyarakat yang ingin sekedar bersantai dan menikmati suasana malam.

Area sekitar jam ini pun kerap menjadi pusat penyelenggaraan berbagai acara hiburan. Intinya, taman ini membuat situs menara jam raksasa kebanggaan masyarakat Bukittinggi ini semakin ‘hidup’.

Sejarah Jam Gadang Bukittinggi

Jam Gadang merupakan sebuah menara ikonik Kota Bukittinggi. Di bagian tengah-luar menara, terdapat jam berukuran raksasa di keempat sisi menara.

Oleh karena itulah, menara ini disebut Jam Gadang yang berarti ‘jam besar’ dalam bahasa Minang.

Lokasi pembangunan menara juga menjadi saksi bersejarah perjuangan bangsa, sama seperti Monumen Jogja Kembali. Tepatnya pada peristiwa pengibaran bendera merah putih di Bukittinggi tahun 1945 silam.

Ada juga peristiwa Demonstrasi Nasi Bungkus tahun 1950 serta peristiwa pembunuhan sekitar 187 orang yang dituduh sebagai pemberontak (1959).

Pembangunan tempat wisata Padang ini berlangsung selama setahun, yaitu dari tahun 1926 hingga tahun 1927. Pencetusnya adalah seorang sekretaris kota yang kini menjadi Kota Bukittinggi, Hendrik Roelof Rookmaaker.

Unit jamnya sendiri merupakan hadiah pemberian Ratu Belanda saat itu, Wilhelmina.  Sedangkan arsitek adalah orang pribumi, yaitu Yazid Rajo Mangkuto. Beliau adalah seorang arsitek dari Koto Gadang.

Total biaya untuk pembangunan menara ini sekitar 3.000 Gulden. Biaya yang tergolong sangat besar di masa itu. Dari awal pembangunan hingga sekarang, setidaknya ada tiga kali perubahan terutama di bagian atap menara.

Perubahan pertama terjadi saat masih dalam masa penjajahan Belanda. Atap menara berbentuk bulat dengan patung ayam jago di atasnya.

Perubahan kedua terjadi pada masa penjajahan Jepang di mana bagian atap menara berubah menjadi bentuk kuil khas Shinto.

Lalu perubahan yang terakhir saat Indonesia telah merdeka. Atap menara menjadi atap Rumah Gadang yang menjadi identitas masyarakat Minangkabau.

Struktur Bangunan

Bangunan menara Jam Gadang ini memiliki ukuran dasar 6.5 m x 6.5 m, dan juga ukuran tangga 4 meter. Jadi, secara keseluruhan, menara ini berukuran 6.5 meter x 10.5 meter.

Sementara itu, bagian dalam bangunan menara, terdiri dari beberapa tingkat dengan tingkat paling atas adalah tempat untuk meletakan bandul jam.  Untuk ukuran jam, masing-masing memiliki diameter sekitar 80 cm.

Tiap jam bergerak dengan menggunakan mesin asli Rotterdam, Belanda. Jam  ini memang original buatan pabrik jam terkenal di Jerman yang bernama Vortmann Rellinghausen sekitar tahun 1892.

Harga Tiket Masuk Jam Gadang Bukittinggi

Harga Tiket Jam Gadang Bukittinggi

Menara Jam Gadang dan Monas di Jakarta memiliki sebuah kesamaan, yaitu sama-sama situs wisata sejarah yang gratis. Pengunjung hanya akan dikenai biaya parkir kendaraan saja.

Retribusi Tarif
Tiket Masuk Gratis
Parkir Motor Rp2.000,00 per 2 jam pertama
Parkir Mobil Rp5.000,00 per 2 jam pertama

Daya Tarik Jam Gadang Bukittinggi

Desain arsitektur menara tentu menjadi daya tarik utama dari situs wisata budaya ini. Selain itu, ada beberapa daya tarik lainnya yang dengan mudah bisa Anda jumpai di sini. Contohnya beberapa daya tarik berikut ini:

Taman Sabai Nan Aluih

Area taman ini berada tidak jauh dari kawasan sekitar menara. Sebagai area hijau, pepohonan dan juga tanaman hias tumbuh subur memperindah pemandangan di tengah kota.

Taman ini juga berhiaskan rumput yang selalu terlihat selalu rapi dan indah. Semakin malam suasana taman akan semakin ramai karena sering menjadi tempat favorit untuk temu komunitas.

Terlebih lagi dengan banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar area saat malam hari. Anda bisa dengan mudah menemukan warung yang menjual berbagai makanan khas Padang dan jajanan kekinian.

Teh Talua, Gulai Itiak Lado Mudo, Lamang Tapai, dan Nasi Kapau Uni Lis adalah sederet rekomendasi kuliner yang wajib Anda coba. Makanan ini menjadi yang terfavorit di kalangan wisatawan.

Air Mancur

Taman Sabai Nan Aluih memiliki sebuah air mancur yang pola pancaran airnya sangat cantik bak sedang menari-menari.

Saat air mancur ini sedang menari, akan tampak cahaya warna-warni yang berasal dari lighting di bawah air mancur.

Pemandangan ini serupa dengan pemandangan yang ada di dekat Jembatan Kenjeran di kawasan wisata Kenjeran Park Surabaya.

Keindahan air mancur tersebut tentu hanya dapat Anda jumpai saat malam hari saja. Banyak pengunjung yang menjadikan air mancur ini sebagai salah satu spot foto wajib saat berkunjung.

Pasa Ateh

Di sekitar menara jam raksasa ini juga terdapat sebuah pasar terkenal, yaitu Pasa Ateh. Di sini, Anda dapat berburu oleh-oleh khas Padang khususnya oleh-oleh asli Minang. Mulai dari jajanan hingga souvenir khas seperti Kain Songket.

Jelajah Museum

Kawasan wisata menara jam raksasa dan sekitarnya ini memiliki kesamaan juga kawasan wisata Kota Tua di Jakarta. Tak jauh dari ikon Kota Bukittinggi ini terdapat beberapa bangunan museum.

Sebut saja museum Istana Bung Hatta lengkap dengan Taman Monumen Bung Hatta. Kedua lokasi ini bisa menjadi alternatif wisata edukasi dan sejarah bagi Anda.

Fasilitas Jam Gadang Bukittinggi

Lokasinya yang berada di tengah kota menjadikan objek wisata ini dekat dengan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.

Fasilitas yang ada kaitanya dengan kuliner telah terwakili oleh kehadiran warung, resto, cafe, dan penjual kaki lima.

Penginapan juga ada banyak pilihannya, mulai dari yang paling dekat hingga penginapan yang sedikit jauh. Area parkir pastinya juga tersedia. Anda bebas memilih area parkir yang Anda kehendaki.

Area parkir di sini tersebar di beberapa titik. Ada yang di zona taman, pasar, pusat kuliner, dan juga di area menara itu sendiri.

Mushola atau masjid dan juga toilet juga bisa Anda temukan di sepanjang Jalan Raya Bukittinggi.

Lokasi & Rute Menuju Jam Gadang Bukittinggi

Objek Wisata Jam Gadang Bukittinggi

Landmark Kota Bukittinggi ini ada di Jalan Raya Bukittinggi, Payakumbuh, Benteng Pasar Ateh, Kota Bukittinggi. Lokasi ini disebut juga Titik Nol karena tepat di pusat kota.

Wisatawan yang datang dari luar Kota Padang dapat memanfaatkan jasa taksi online namun biayanya bisa sangat mahal.

Akan jauh lebih hemat lagi jika menggunakan jasa sewa mobil dari Salsa Wisata. Tersedia beberapa pilihan paket sewa yang dapat dipilih. Paket sewa mobil Avanza Padang adalah salah satu opsi paket terbaik.

Selain harga paket yang terjangkau, kapasitas mobil juga cukup banyak sehingga cocok untuk acara liburan keluarga.

Jam Operasional Jam Gadang Bukittinggi

Tempat wisata ini buka dari hari Senin hingga Minggu. Hari libur nasional tetap buka. Untuk jam operasional, landmark Bukittinggi ini buka selama 24 jam. Jadi, wisatawan bisa datang jam berapa saja.

Jam Gadang Bukittinggi ini tentu menjadi referensi destinasi liburan yang cocok untuk Anda yang gemar safari wisata yang ikonik. Anda tak hanya bisa berpuas diri untuk mengunjungi Jam Gadang ini saja.

Anda juga bisa mengeksplorasi tempat-tempat lainnya yang ada di sekitar menara. Misal, wisata kuliner di dekat taman, jalan-jalan di taman, berbelanja buah tangan di pasar, dan berselfie di dekat air mancur.

Salsa Wisata tentu akan siap membantu Anda untuk mewujudkan keinginan tersebut. Dengan produk paket liburan yang tersedia, Anda tak perlu lagi repot mengurusi transportasi, penginapan, dan tiket wisata.

Bagikan Artikel Ini Ke: