Jika Anda berkunjung ke Museum Negeri Aceh, Anda akan menjumpai sebuah lonceng bersejarah yang dinamakan Lonceng Cakra Donya.

Lonceng ini merupakan salah satu koleksi benda bersejarah yang berusia ratusan tahun. Dan Museum Negeri Aceh, salah satu tempat wisata favorit di Aceh, menjadi ‘rumah’ permanen bagi benda ini.

Sekilas Tentang Lonceng Cakra Donya

Lonceng ini terkenal sebagai simbol toleransi, keberagaman, dan persahabatan antara Aceh dan Tiongkok.

Lonceng ini diberikan oleh seorang laksamana muslim dari Tiongkok, Cheng Ho, yang kerap berkunjung ke Samudera Pasai. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1414 M.

Lonceng ini rupanya sebuah hadiah pemberian dari Kaisar Tiongkok pada masa itu, yaitu Kaisar Yongle.

Secara umum, lonceng ini memiliki bentuk berupa stupa yang dibuat pada tahun 1409 M.

Dengan tinggi 125 cm dan lebar 75 cm, lonceng ini pernah menjadi benda milik Sultan Ali Mughayatsyah. Lalu, lonceng ini berpindah tempat di Banda Aceh yang merupakan pusat Kerajaan Aceh Darussalam.

Menurut sumber sejarah, lonceng ini pernah menjadi benda pemberi aba-aba yang terpasang di buritan kapal perang. Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

Setelah lama tak digunakan di kapal perang, lonceng ini kemudian dipasang di depan Istana Darud Dunia. Sultan sering membunyikan lonceng ini untuk mengumpulkan para penghuni istana.

Harga Tiket Lonceng Cakra Donya Aceh

Untuk menyaksikan koleksi museum yang satu ini, Anda harus membayar tiket masuk tempat wisata Aceh ini terlebih dahulu.

Harga tiketnya sangat murah dan berlaku untuk wisatawan anak-anak, dewasa, dan wisatawan asing. Berikut rincian harga tiket masuk museum ini:

Retribusi Tarif
Tiket Masuk Rp2.000,00 (Anak-anak)

Rp3.000,00 (Dewasa)

Rp5.000,00 (Wisatawan Asing)

Harga tiket di atas biasanya akan mengalami kenaikan saat libur akhir pekan. Jadi, sebaiknya siapkan uang tunai lebih jika Anda ingin berkunjung ke museum di hari libur akhir pekan.

Daya Tarik Lonceng Cakra Donya

Lonceng Cakra Donya Aceh

Lonceng bersejarah ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Salah satunya adalah ukuran lonceng yang jauh lebih besar dibanding dengan lonceng pada umumnya.

Kemudian daya tarik lainnya adalah nilai sejarah yang dimiliki oleh benda peninggalan dari Tiongkok ini. Lonceng ini merupakan saksi bisu kehebatan armada laut Kerajaan Samudera Pasai.

Kerajaan Islam pertama di Indonesia ini memang sangat terkenal sebagai kerajaan dengan armada laut terkuat.

Hal ini dibuktikan dengan adanya kapal induk terbesar di dunia. Tentu dengan persenjataan lengkapnya yang tersemat di dalamnya.

Kita tentu pernah mendengar bahwa nenek moyang kita adalah pelaut yang handal. Selain bukti kehebatan maritim Kerajaan Samudera Pasai, kehebatan lainnya jelas telah terekam di relief Candi Borobudur.

Relief tersebut menggambarkan sebuah armada kapal besar nan gagah yang menjadi simbol kejayaan maritim Nusantara.

Lonceng adalah simbol persahabatan dari kaisar Tiongkok menjadi daya tarik berikutnya. Kaisar Yongle mengutus Laksamana Cheng Ho untuk memberikan lonceng ini sebagai hadiah kepada Kerajaan Samudera Pasai.

Tentu kita semua tak asing dengan nama Cheng Ho. Nama beliau memang sangat terkenal di negeri kita. Salah satu peninggalan beliau yang sangat ikonik sampai sekarang adalah Sam Poo Kong di Semarang.

Fasilitas di Lonceng Cakra Donya

Tentu tidak ada fasilitas jika kita kaitkan dengan benda koleksi di sebuah museum.

Namun jika kita berbicara soal fasilitas di museum tempat penyimpanan lonceng bersejarah ini, tentu fasilitasnya super-lengkap dan sangat memadai.

Layaknya Museum Angkut dan museum-museum populer lainnya di Indonesia, Museum Negeri Aceh ini juga memiliki area parkir yang luas.

Fasilitas lainnya adalah toilet yang secara terpisah terpisah antara pengunjung laki-laki dan perempuan. Jenis fasilitas lainnya adalah mushola yang lengkap dengan perlengkapan sholat dan tempat wudhu.

Menariknya, museum ini juga menyediakan fasilitas perpustakaan yang menyimpan ribuan buku dari berbagai bidang.

Masih di area dalam museum, pengunjung dapat menjumpai toko souvenir dengan beragam produk yang pas sekali Anda jadikan sebagai oleh-oleh khas Aceh.

Souvenir yang tersedia di toko tersebut antara lain kaos bertuliskan ‘Aceh’ dan berbagai pernak-pernik asli buatan warga lokal.

Di area depan museum, tampak sebuah taman yang asri berkat tanaman hijau dan bunga warna-warninya.

Jika ada pengunjung yang lapar, tak perlu bingung. Di luar museum terdapat banyak pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman.

Tempat ini biasanya menjadi pusat wisata kuliner khas Aceh bagi wisatawan yang berasal dari luar kota.

Lokasi dan Rute Menuju Lonceng Cakra Donya

Museum tempat di mana lonceng ini tersimpan berada di Jalan Sultan Mahmudsyah No.10, Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.

Lokasi ini berada tepat di jantung Kota Banda Aceh, menjadikan wisatawan sangat mudah untuk mengakses alamat tersebut. Pengunjung pun dapat menggunakan kendaraan umum, pribadi, ataupun kendaraan sewa.

Berbicara soal kendaraan sewa, Salsa Wisata tentu akan sangat senang melayani Anda yang memerlukan jasa sewa mobil di Banda Aceh. Kami sediakan sejumlah produk sewa mobil dengan harga yang ramah kantong.

Untuk keperluan perjalanan wisata dalam kota, paket sewa mobil Innova Aceh akan menjadi opsi terbaik untuk Anda dan keluarga kecil Anda.

Jam Operasional Lonceng Cakra Donya

Museum tempat tersimpannya lonceng simbol persahabatan Aceh-Tiongkok ini terbuka untuk publik dari hari Selasa hingga Minggu. Hari Senin dan hari libur nasional museum tutup.

Untuk jam operasional, Museum Negeri Aceh ini buka dari jam 08.00-12.00 WIB, dan buka kembali dari jam 14.00-16.15 WIB.

Lonceng Cakra Donya adalah satu-satunya di dunia. Apabila Anda sangat penasaran dengan koleksi benda bersejarah ini, segera tentukan agenda liburan ke Aceh bersama Salsa Wisata.

Dengan memanfaatkan paket tour dari Salsa Wisata, liburan Anda akan terasa lebih menyenangkan. Sebab, keperluan transportasi, hotel, dan tiket wisata sudah bisa langsung Anda nikmati tanpa perlu pusing lagi.

By Categories: Destinasi, Aceh

Bagikan Artikel Ini Ke: