Imogiri memang terkenal dengan destinasi negeri di atas awan Jogja yang instagramable seperti Bukit Panguk Kediwung dan lainnya. Namun, selain itu Imogiri juga mempunyai destinasi bernilai sejarah seperti makam raja-raja Imogiri.
Cagar budaya yang juga dikenal dengan Pajimatan Girirejo Imogiri ini merupakan komplek pemakaman khusus raja-raja keturunan Kesultanan Mataram Islam. Komplek makam ini berada di atas perbukitan Pegunungan Sewu.
Tempat yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi ini sangat menarik untuk Anda kunjungi. Tak jarang agen travel paket wisata domestik Jogja yang memasukan destinasi Makam Raja-raja ke itinerary perjalanannya.
Sejarah Makam Raja-raja Imogiri
Cagar budaya ini memiliki sejarah menarik dan panjang. Sosok yang memprakarsai pembangunan komplek makam raja yaitu Sultan Agung, raja ketiga kerajaan Mataram Islam setelah Panembahan Seda Krapyak.
Sultan Agung memang berniat untuk membangun sebuah tempat khusus untuk dirinya dan juga para raja lain yang telah meninggal. Lalu daerah Girirejo yang sekarang menjadi Imogiri terpilih sebagai lokasi pemakaman tersebut.
Sejak beliau meninggal, Pajimatan Girirejo menjadi lokasi pemakanan raja-raja dari Mataram Islam selanjutnya. Bahkan meski sempat terpecah menjadi Keraton Surakarta Hadiningrat dan Ngayogyakarta akibat Perjanjian Giyanti, makam ini tetap berfungsi.
Kedua kerajaan tersebut masih memakamkan para raja yang telah meninggal di Pajimatan Girirejo ini. Akibat perpecahan itu juga komplek Makam Raja di Imogiri ini kini terbagi menjadi 8 kelompok.
Empat komplek untuk Surakarta Hadiningrat, tiga komplek milik Ngayogyakarta Hadiningrat. Sedangkan satu sisanya untuk kerajaan Mataram Islam yang berisikan Sultan Agung, Sunan Amangkurat II, dan Sunan Amangkurat III.
Daya Tarik Makam Raja-raja Imogiri
Tempat wisata hits di Bantul ini patut menjadi alternatif mengisi waktu liburan sambil belajar sejarah kerajaan islam di tanah Mataram. Setidaknya ada lima hal yang menjadi daya tarik dari makam para raja Mataram Islam ini.
Terdiri dari Ratusan Anak Tangga
Karena berada di perbukitan untuk bisa mencapai lokasi komplek makam para raja, Anda harus melalui ratusan anak tangga. Tangga-tangga tersebut dibuat dengan kemiringan mencapai 45 derajat dan lebar tangga sekitar 4 meter.
Tujuannya agar peziarah yang datang dengan menggunakan pakaian adat atau rok dapat dengan mudah menaiki anak tangga tersebut. Memang melelahkan dan banyak menguras tenaga, namun ketika sampai Anda dapat beristirahat sejenak karena tempatnya cukup rindang dan sejuk.
Konon katanya belum ada yang mengetahui dengan pasti berapa jumlah anak tangga yang ada sebab jumlah anak tangga saat naik dan turun akan berbeda. Silahkan coba buktikan dan hitung berapa jumlah anak tangga yang ada di komplek makam raja-raja di Imogiri ini.
Tangga Makam Penghianat
Saat menapaki anak tangga untuk menuju ke kompleks pemakaman raja, Anda akan menemukan beberapa anak tangga dengan warna yang berbeda. Itu adalah makam Tumenggung Endranata, seorang pengkhianat kerajaan yang membocorkan informasi kepada Kolonial Belanda saat itu.
Akibat ulahnya tersebut Tumenggung Endranata dihukum pancung dan dipisah menjadi tiga bagian. Bagian kepalanya tertanam di gapura, badannya terkubur di anak tangga, dan kakinya berada di kolam atas.
Peziarah Wajib Memakai Pakaian Adat
Karena termasuk tempat yang sakral, pengunjung yang datang wajib untuk mengenakan pakaian adat. Namun hanya di area tertentu saja mengikuti arahan dari juru kunci atau penjaga komplek makam raja Imogiri ini.
Pakaian adatnya pun menyerupai pakaian abdi dalem kerajaan yang khas dan tradisional.Untuk laki-laki harus mengenakan atasan berupa beskap tanpa keris dengan motif khas Mataraman dan bawahan kain jarik.
Sementara peziarah perempuan wajib mengenakan kebaya dengan ukel tekuk. Dengan pakaian adat ini, kunjungan Anda berziarah ke makam ini akan terasa lebih berkesan layaknya menemui raja.
Gapura yang Bernilai Filosofis
Saat pertama kali datang Anda akan disambut dua gapura batu bata merah tanpa plester yang diberi nama Gapura Supit Urang. Pada bagian belakang gapura terdapat kelir atau aling-aling.
Bukan tanpa alasan, setiap ornamen dan sisi bangunannya mempunyai nilai filosofis yang magis dan religius. Dua gapura batu bata merah bermakna penghalang pengaruh jahat yang mau merusak daerah sakral tempat persemayaman para raja.
Bentuk bangunannya yang klasik memberikan kesan masa lampau yang kental. Sehingga wajar jika cukup banyak turis asing yang tertarik mengunjungi tempat wisata bersejarah satu ini.
Kedhaton Makam Para Raja
Seperti yang sudah disebutkan di awal tadi, komplek makam raja-raja Mataram di Imogiri terbagi menjadi beberapa kelompok yang disebut kedhaton. Kompleks pemakamannya terbagi menjadi delapan kelompok area.
Area pertama merupakan area Kasultanan Agung khusus makam bagi Sultan Agung, Sri Ratu Batang, Amangkurat Amral, dan Amangkuran Mas. Lalu ada area Paku Buwana, Kasuwargan Surakarta, Kaping Sangat dan Girimulya Surakarta yang jadi makam bagi Kasunanan Surakarta.
Sedangkan area untuk Kasultanan Ngayogyakarta ada area Kasuwargan Ngayogyakarta, Besiyaran, dan Saptorenggo Yogyakarta. Pada areal makam tersebut menjadi pasarean bagi Sri Sultan HB I hingga Sri Sultan HB IX.
Peninggalan Sultan Agung
Pajimatan Girirejo tak hanya sebagai destinasi cagar budaya kompleks pemakaman para raja Mataram Islam terdahulu. Namun kompleks persemayaman ini juga sebagai tempat penyimpanan berbagai benda peninggalan dari Sultan Agung.
Benda peninggalan ini dianggap keramat dan kerap menarik para wisatawan untuk berkunjung. Adapun benda peninggalan Sultan Agung yang masih ada yaitu air suci dari empat tempayan, hadiah dari kerajaan lain.
Pada momen 1 suro masyarakat banyak yang datang untuk mendapatkan air suci tersebut. Ada pula daun tujuh macam, dan cincin kayu yang terbuat dari tongkat yang digunakan Sultan Agung.
Akulturasi Budaya pada Bangunannya
Dalam hal pembangunannya, Sultan Agung mempercayakan desain bangunan kepada orang kepercayaannya yang bernama Kyai Tumenggung Tjitrokoesoemo. Corak bangunan yang terdapat dalam bangunan memadukan kebudayaan Hindu dan Islam.
Corak Hindu yang terlihat misalnya pada bangunan gapura sebagai gerbang pintu masuk komplek makam raja-raja Imogiri. Secara keseluruhan terdapat empat gapura yaitu sebagai gerbang pintu masuk dan tempat keluar.
Keempat gapura tersebut masing-masing bernama Gapura Kori Supit Urang, Gapura Papak, Regol Sri Manganti I, dan Regol Sri Manganti II. Keunikan ini pula yang menjadi daya tarik dari makam para raja ini.
Fasilitas di Kawasan Makam Raja-raja Imogiri
Sebagai cagar budaya serta destinasi terkenal, fasilitas yang tersedia tentu sangat lengkap. Misalnya Anda dapat menemukan area parkir yang muat untuk mobil & motor, kamar mandi, mushola.
Selain itu ada pula guide yang siap memandu dan menjelaskan setiap sudut yang ada di komplek pemakaman termasuk buku-buku sejarah. Sehingga selain berziarah pengunjung yang datang juga bisa belajar sejarah Kerajaan Mataram.
Di areal Pajimatan Girirejo ini juga terdapat sejumlah warung yang menyediakan berbagai pilihan menu. Anda bisa mengisi tenaga lagi dengan menikmati hidangan makanan khas Jogja yang enak sembari beristirahat.
Harga Tiket Masuk Makam Raja-raja Imogiri
Tiket masuk Makam Raja-raja Imogiri ini gratis atau seikhlasnya melalui kotak sumbangan yang ada. Selain itu, Anda juga perlu menyiapkan budget untuk parkir atau menyewa baju adat saat berkunjung, berikut informasi lengkapnya:
Retribusi | Tarif |
---|---|
Tiket Masuk | Gratis |
Sewa Baju Adat | Rp10.000,00 |
Parkir Motor | Rp2.000,00 |
Parkir Mobil | Rp5.000,00 |
Rute Menuju Lokasi Makam Raja-raja Imogiri
Secara administratif kompleks makam raja-raja Imogiri terletak di Pajimatan, Karang Kulon, Wukirsari, Imogiri, Bantul. Lokasi tersebut dari Keraton Yogyakarta berjarak sekitar 16 kilometer.
Untuk rutenya sendiri dari Terminal Giwangan, Anda bisa langsung menuju selatan Jl. Imogiri Timur. Sekitar 30 menit perjalanan Anda akan menemukan pertigaan Kecamatan Imogiri.
Dari pertigaan tersebut belok kiri atau ke arah timur mengikuti jalan. Sekitar satu kilometer akan ada papan petunjuk parkir kendaraan Makam Raja-raja Imogiri.
Rute lain juga bisa Anda dapatkan dengan menggunakan Google Maps. Atau bisa juga dengan memanfaatkan layanan rental mobil hiace Jogja terdekat yang siap sekaligus mengantar Anda berkeliling destinasi lainnya.
Jam Buka Makam Raja-raja Imogiri
Makam Raja-raja Imogiri ini buka pada hari Senin, Jumat dan Minggu Saja. Adapun waktu berziarah-nya juga terbatas mulai pukul 10.00 hingga 13.00 WIB, sementara Hari Jumat buka pukul 13.00 sampai 16.00 WIB.
Kawasan Makam Raja-Raja Imogiri ini merupakan destinasi yang tepat untuk belajar mengenai tanah Mataram beserta sejarahnya. Anda juga bisa mengunjungi tempat wisata serupa saat menginap di sejumlah hotel dekat Malioboro.
Agar semakin mudah, jangan lupa untuk hubungi Salsa Wisata yang siap jadi partner liburan Anda. Bersama berbagai layanan dan kru profesional yang bertugas, perjalanan wisata Anda pasti jadi lebih nyaman dan berkesan.