Sebagai kota budaya, Jogja terkenal dengan candi-candinya. Bukan cuma Candi Borobudur dan Candi Prambanan, ada banyak candi lainnya di Jogja yang bisa Anda kunjungi. Salah satunya yaitu Candi Bubrah.

Candi ini berada di dalam kawasan Candi Prambanan, tepatnya di antara Candi Sewu dan kompleks Candi Roro Jonggrang. Candi yang bercorak buddha ini dibangun berdampingan dengan candi Hindu, menunjukkan kehidupan toleransi di masa kerajaan kuno.

Memang, candi ini sendiri tidak semegah candi-candi besar lainnya di Jogja. Namun, Anda akan melihat bahwa yang jadi daya tarik justru keunikannya. Candi Buddha yang berdiri di kawasan candi Hindu jelas tidak biasa.

Asal usul Candi Bubrah

komplek Candi Bubrah

Dalam bahasa Jawa, “bubrah” sendiri artinya berantakan atau hancur. Itu karena kabarnya, candi ini ditemukan dalam keadaan hancur berantakan. Menurut perkiraan sejarawan, candi Bubrah berdiri pada abad ke-9, di masa kerajaan Mataram Kuno.

Namun kalau dari prasasti Manjusrigrha, candi ini resmi berdiri pada tahun 792 Masehi atau 714 Saka. Pembangunan candi ini mulai berlangsung  pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran. Rakai Panangkaran sendiri adalah pemimpin dinasti Syailendra.

Sebagai pemimpin dinasti, Rakai Panangkaran juga membuat beberapa candi lain, seperti Candi Sari, Candi Kalasan, dan Candi Sewu. Sayangnya, Rakai Panangkaran sudah terlanjur mangkat ketika candi-candi tersebut telah berdiri kokoh.

Peresmian candi Buddha yang satu ini dilakukan oleh penerus Rakai Panangkaran, yakni Rakai Panaraban. Satu lagi yang membuatnya unik. Candi ini satu-satunya yang dibangun menghadap ke timur, sama dengan candi Prambanan.

Rakai Panangkaran membangun candi ini sebagai tempat pemujaan. Awalnya, raja ini beragama Siwa Hindu. Namun ia berpindah kepercayaan karena diperintahkan ayahnya. Setelah memeluk agama Buddha, ia menjadi sosok yang taat. Hal itu terbukti dari pembangunan candi ini dan candi-candi lainnya sebagai penghormatan bagi Dewi Tara.

Selain itu, motif candi ini juga terbilang tidak lazim. Berbeda dengan candi-candi Buddha lain yang ada di Indonesia, yang satu ini memiliki gambar hiasan taman teratai. Gambar tersebut ada di bagian bawah padmasina Dhyani Buddha.

Lokasi Candi Bubrah

Candi Bubrah beralamatkan di Taman Martani , Kalasan , Sleman , Daerah Istimewa Yogyakarta, Klurakbaru, Tlogo, Kec. Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Anda bisa datang menggunakan kendaraan pribadi ataupun layanan sewa bus pariwisata Jogja murah. Untuk rutenya bisa menggunakan bantu aplikasi Google Maps atau gunakan link berikut ini.

Jam Operasional Candi Bubrah

Jam Operasional Pukul
Senin – Minggu 06.00 – 17.00 WIB

Fasilitas Candi Bubrah

koleksi rusa di Candi Bubrah

Seperti umumnya tempat wisata candi di Jogja, candi ini juga dilengkapi dengan fasilitas umum yang memadai. Berikut ini beberapa fasilitas yang ada:

Harga Tiket Masuk Candi Bubrah

Retribusi Tarif
Tiket masuk Dewasa Rp40.000,00

Anak Rp10.000,00

Parkir mobil Rp5.000,00
Parkir motor Rp2.000,00
Parkir mini bus Rp10.000,00
Parkir bus Rp15.000,00

Harga di atas sudah termasuk tiket masuk ke Candi Prambanan, Candi Sewu, dan asuransi.

Daya Tarik Candi Bubrah

berfoto di Candi Bubrah

Struktur Bangunannya

Bangunan candi ini tinggi dan ramping. Di bagian atasnya, ada simbol gunung Meru. Susunan tersebut membentuk stupa yang mengambil referensi dari konsep pantheon yang dipercaya pemeluk Buddha.

Ada satu stupa dengan delapan stupa di sekelilingnya. Delapan stupa itu dikelilingi lagi oleh enam belas stupa. Di area luar candi, tercapa ceruk-ceruk di dinding yang berisi arca Dhyani Buddha.

Sedangkan di ceruk utara, arca ara  Dhyani Buddha Amogasiddhi yang diposisikan ke arah utara. Di bagian barat, ada Dhyani Buddha Amitabha. Di selatan, terdapat Dhyani Buddha Ratnasambhawa. Dan di timur, ada Dhyani Buddha Aksobhya.

Arca-arca tersebut menghadap ke arah yang berbeda-beda. Posisi tangan dan duduk mereka juga berbeda. Ada motif taman teratai di bawah padmasina, seperti yang tadi kami sebutkan.

Selain taman teratai, ada juga motif hiasan lain yang ada di bagian tubuh, kaki, langkan, serta atap arca. Hiasan ceplok bunga di pagar langkan sisi luar ada salah satu ciri khas candi ini.

Ada juga hiasan unik lain di Jaladwara. Fungsinya adalah sebagai saluran pembuangan air. Jaladwara adalah sosok makhluk berbelalai, bersurai, bergigi taring, yang berbentuk sedang bergelung dengan mulut terbuka.

Belajar Sambil Wisata Sekaligus

Saat berkunjung ke sini, Anda bisa belajar bahwa candi ini menggambarkan simbol-simbol yang merupakan perpaduan dua konsep mandala: Garbhadhatu Mandala dan Vajradhatu Mandala. Sebetulnya, konsep tersebut juga terkenal di agama Hindu, tapi dengan nama yang berbeda, yaitu Lingga dan Yoni.

Kedua lambang tersebut melambangkan perempuan dan laki-laki. Maksudnya, candi ini mengajarkan pada pengunjung bahwa kehidupan di semesta ini selalu diwarnai oleh dualitas.

Garbhadhatu Mandala direpresentasikan oleh ceruk dan altar untuk Tri Ratna, sedangkan Vajradatu diwakili oleh Dhyani Buddha yang menghadap ke empat arah mata angin.

Menggabungkan dua konsep mandala di satu candi itu dipercaya sebagai visi perwujudan Yab Yum, atau dewa dan dewi wujud Adi Buddha. Yab Yum adalah dua kata berbeda yang berasal dari bahasa Tibet. Yam itu ayah agung, sedangkan Yum ibu agung. Penganut Buddha percaya, dari Yab Yum-lah semua kehidupan berasal.

Berfoto

Tidak lengkap wisata ke candi tanpa berfoto. Anda bisa mengabadikan momen liburan Anda di Jogja dalam tiap sudut candi ini. Banyak area yang Instagramable di sini, apalagi di area candi. Jangan lupa untuk foto dengan latar belakang candi yang megah.

Ditambah lagi, pemandangan dan keindahan di sekitar candi juga sayang untuk Anda lewatkan. Perpaduan antara bangunan candi yang megah dan alam yang asri membuat banyak pasangan tertarik untuk melakukan sesi foto pre-wedding di sini.

Wisata ke Candi-candi Sekitar

Karena letak candi ini di kompleks candi Prambanan, maka Anda bisa sekalian berkunjung ke Candi Sewu atau Candi Prambanan. Selain itu, ada juga beberapa candi lain di dekat Bubrah yang bisa Anda kunjungi.

Ada Candi Plaosan, Candi Ijo, dan Candi Ratu Boko. Khusus untuk Candi Ratu Boko, Anda bisa datang di sore hari. Itu karena Ratu Boko memang terkenal karena banyak orang menikmati matahari terbenam di sana.

Berkunjung ke Candi Bubrah bisa Anda lakukan bersama Salsa Wisata. Salsa Wisata menawarkan paket liburan ke Jogja, dan tentunya ke kota-kota lainnya di seluruh Indonesia.

Beragam destinasi wisata menunggu Anda untuk dijelajahi. Anda tidak perlu repot reservasi tiket, karena kami akan mengurus semuanya untuk Anda.

By Categories: Destinasi, Jogja

Bagikan Artikel Ini Ke: