Siapa yang tidak kenal wali songo? Sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di nusantara ini berhasil berdakwah dengan metodenya masing-masing. Di abad ke-14 lalu, wali songo mengakhiri dominasi Hindu-Buddha di nusantara. Sampai kini, makam mereka masih sering diziarahi. Termasuk Makam Sunan Bonang.

Dulu, para wali songo tinggal di tiga kota penting di pantai utara Jawa, yakni Tuban – Lamongan – Gresik – Surabaya di Jawa Timur, Muria – Kudus – Demak di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.

Peran mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di bumi nusantara. Kini, makam-makam mereka selalu banyak peziarah. Namun, ada yang menarik dari salah satu makam wali ini.

Sekilas Tentang Makam Sunan Bonang

makam keluarga sunan bonang

Sunan Bonang yang memiliki nama asli Syekh Makhdum Ibrahim adalah putra dari Sunan Ampel. Ibunya adalah Dewi Candra Wati, yang juga sering disebut dengan Nyai Ageng Manila.

Semasa hidupnya, Sunan Bonang kerap berdakwah keliling Jawa Timur sampai lanjut usia. Beliau lalu meninggal dunia saat sedang berdakwah di pulau Bawean, yang kini jadi tempat wisata terkenal di Gresik.

Para muridnya lalu berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir pada beliau. Murid-murid di Pulau Bawean bermaksud untuk memakamkan Sunan Bonang di pulau mereka.

Namun murid yang berasal dari Madura dan Surabaya ingin beliau dimakamkan di Surabaya, dekat dengan makam ayahnya, Sunan Ampel.

Mereka juga membungkus jenazah Sunan Bonang dengan kain kafan dari Surabaya, padahal beliau sudah dibungkus dengan kafan dari Bawean.

Malam harinya, murid-murid dari Madura – Surabaya itu menggunakan ilmu sirep untuk membuat murid-murid dari Bawean tertidur. Saat itulah mereka mengangkut jenazah Sunan Bonang ke dalam kapal untuk dibawa ke Surabaya.

Karena terburu-buru, kain kafannya tertinggal satu. Ketika sudah hendak berlayar ke Surabaya, tiba-tiba kapalnya tidak bisa bergerak sama sekali. Akhirnya, jenazah Sunan Bonang dimakamkan di Tuban, di bagian barat Masjid Jami’ Tuban dan menjadi salah satu tempat wisata bagus di Tuban.

Anehnya, kain kafan yang tertinggal di Bawean juga ternyata ada jenazahnya. Murid-muridnya bersaksi akan hal itu. Makan murid-murid di Bawean menguburkannya di pulau itu.

Akhirnya, sampai sekarang makam Sunan Bonang ada dua, berkat karomah yang berikan Allah, sehingga murid-murid beliau tidak saling bermusuhan.

Fasilitas Makam Sunan Bonang

kedai oleh-oleh makam sunan bonang

Ada beberapa fasilitas yang ada di sekitar makam, karena penduduk sekitar melihat bahwa peziarah yang berdatangan dari luar kota dan bahkan luar negeri ini harus terjamin.

Maka itu, di sekitar makam, Anda bisa menemukan area parkir yang luas, toilet, tempat istirahat, masjid, dan buku doa. Di sekitar lokasi juga banyak kedai souvenir oleh-oleh dan rumah makan yang menjual aneka kuliner khas Jawa Timur yang enak.

Harga Tiket Masuk Makam Sunan Bonang

Karena sebetulnya makam Sunan Bonang bukan tempat wisata, jadi pengunjung bisa datang dan masuk tanpa tiket alias gratis. Tentu saja tidak ada tiket untuk pengunjung yang ingin berziarah ke makam. Namun, mungkin Anda harus menyiapkan uang tunai untuk biaya parkir.

Rute Menuju Makam Sunan Bonang

makam sunan bonang

Kalau Anda berangkat dari Pantai Remen Tuban, tempat wisata lain di Tuban, butuh waktu sekitar setengah jam untuk bisa sampai ke makam sunan Bonang.

Anda bisa lewat jalan raya Pantura. Ambil Jalan Raya Mentoso dan Jalan Raya Beji, lalu menuju ke Jalan Kragan-Rembang-Surabaya/Jalan Raya Pantura/Jalan Raya Tuban di Krajan.

Ikuti jalan sejauh kurang lebih 10 km. Setelah itu, belok ke Jalan Ronggolawe menuju Jalan Pemuda di Sidomulyo. Patokannya adalah RS Muhammadiyah Tuban di kanan jalan.

Akses jalannya besar dan mudah, jadi bisa dengan mudah dilewati oleh mobil atau bahkan bus pariwisata. Jadi Anda pun juga bisa datang ziarah berombongan menggunakan layanan rental big bus murah.

Kalau Anda berniat datang ke tempat wisata religi ini, kami sarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi, karena tempatnya tidak bisa terjangkau oleh kendaraan umum.

Jika Anda wisatawan dari luar kota dan tidak bawa kendaraan pribadi, Anda bisa menggunakan jasa rental mobil Surabaya plus driver sebagai kota terdekat.

Kami yang akan mengatur itinerary-nya. Semua dibayar di awal, dan Anda tidak perlu keluar uang lagi selama liburan. Praktis dan simpel, bukan?

Daya Tarik Makam Sunan Bonang

Sebetulnya, tidak seperti tempat-tempat wisata hits di Surabaya, Gresik, atau di area Jawa Timur lainnya, di tempat ini Anda tidak bisa beraktivitas dan rekreasi. Karena tujuan utama dari datang ke makam Sunan Bonang adalah untuk ziarah, bukan untuk rekreasi.

Bentuk Makam

makam sunan bonang

Makamnya sendiri berbentuk pendopo luas, dengan bangunan semi outdoor. Pendopo luas ini berlantai marmer, tempat para peziarah bisa duduk dengan nyaman. Makam sang wali ada di tengah bangunan pendopo, berbentuk seperti rumah kecil yang terbuka di bagian depannya sebagai akses keluar masuk.

Makam di tengah pendopo ini sudah tertutup dengan atap. Jadi, makamnya benar-benar tertutup dan terlindungi oleh atap pendopo dan atap makam itu sendiri. Para peziarah biasanya tidak benar-benar masuk ke bangunan makam, hanya duduk mengelilinginya di dalam pendopo sambil membaca doa.

Berfoto

berfoto di makam sunan bonang

Tentu boleh mengambil foto di area ini, tapi Anda juga harus mengikuti tata krama. Penting untuk Anda ingat lagi bahwa makam sejatinya bukan tempat wisata. Jadi, jangan memperlakukannya seperti objek wisata di mana Anda bisa foto-foto di sembarang tempat.

Jika Anda ingin mengambil foto, ambillah di area pintu masuk atau gapura. Dari area pintu masuk pun sudah terlihat arsitektur khas Jawa kuno dengan sentuhan Islami.

Istighosah di Masjid Perut Bumi

masjid perut bumi

Biasanya, para peziarah Sunan Bonang juga akan sekalian istighosah di Masjid dan Pesantren Perut Bumi. Masjid ini terkenal juga dengan nama Aschabul Kahfi. Letaknya tidak jauh dari tempat Sunan Bonang dimakamkan. Anda hanya harus menempuh jarak sejauh 2 km ke arah tenggara untuk bisa sampai ke masjid ini.

Disebut Perut Bumi, karena masjid ini memang ada di dalam sebuah gua. Gua yang terbengkalai itu lalu diubah menjadi sebuah tempat ibadah yang sangat unik. Karena berada di bawah tanah, masjid ini jadi sepi dan bersih. Keheningannya cocok untuk i’tikaf.

Selain hening, terlihat juga stalaktit yang menggantung dari langit-langit masjid. Stalaktit tersebut berkelindan dengan pilar-pilar konstruksi masjid. Tempat ibadah ini disinari dengan cahaya temaram yang juga menambah pesonanya.

Jam Operasional Makam Sunan Bonang

Makam Sunan Bonang buka selama 24 jam setiap harinya. Anda bisa datang kapan saja. Meskipun begitu, supaya tidak mengganggu kenyamanan warga sekitar, lebih baik Anda datang di waktu-waktu normal tempat wisata beroperasi.

Tertarik juga ingin ziarah ke makam salah satu wali ini, dan bahkan ke makam wali songo lainnya? Anda bisa pesan tiket di Salsa Wisata. Kami adalah penyedia jasa liburan yang memiliki banyak pilihan paket wisata di berbagai kota di Indonesia.

Paket wisata kami sudah termasuk akomodasi, makan, tiket wisata, dan transportasi. Anda bisa mengunjungi berbagai tempat wisata, wisata kuliner, dan beli oleh-oleh di kota yang hendak Anda kunjungi.

 

By Categories: Destinasi, Tuban

Bagikan Artikel Ini Ke: